Latest Updates

Pengakuan Investor Properti Soal 'Misteri Kepala Naga' di Kawasan Banjir

By Unknown - February 11, 2015 No Comments

//images.detik.com/content/2015/02/11/1016/banjirkepgadremdam4.jpgJakarta -Beberapa kawasan elit di Jakarta Utara disebut-sebut sebagai wilayah 'Kepala Naga' yang dianggap membawa 'hoki' atau keberuntungan. Padahal kawasan-kawasan ini menjadi langganan banjir, namun peminat atau investor properti di kawasan ini tetap tinggi.

Winda Lang, seorang pemilik apartemen di Green Bay Pluit, Jakarta Utara mencoba menceritakan pengalamannya berinvestasi properti di Jakarta Utara. Ia juga termasuk yang percaya soal konsep 'Kepala Naga' dalam menentukan lokasi properti yang menguntungkan untuk investasi

"Jangan salah ya. Perhitungan feng shui itu memang sepintas kayak klenik. Tapi itu ilmu pengetahuan loh. Itu ada hitungannya jadi bukan yang paranormal," kata Winda kepada detikFinance, Selasa (10/2/2015).

Winda mengatakan konsep Kepala Naga, merupakan simbol keseimbangan kehidupan. Bahkan juga bisa diartikan sebagai kawasan yang bisa mendukung seseorang mendapatkan rezeki yang banyak.

"Kepala naga itu cuma simbol, karena kalau orang kita (Tionghoa) naga itu simbol rezeki," katanya.

Ia mencoba mengilustrasikan, konsep kepala naga bisa diterjemahkan sebagai kawasan yang didukung oleh infrastruktur yang lengkap, misalnya soal akses jalan yang strategis.

"Nah, di sini (Pluit) itu jalur naga diterjemahkan fasilitas jalan, jalan tol dan akes ke mana-mananya gampang. Makanya naga di sini hidup. Terus roda perekonomiannya jalan. Di sini dekat tempat wisata," katanya.

Menurutnya, Apartemen Green Bay Pluit termasuk yang bisa disebut 'kepala naga', karena ada tempat rekreasi, perkantoran. Selain itu, kawasan ini dekat dengan pantai atau laut yang dekat dengan air. Meskipun konsekuensinya rawan banjir karena di lokasi daratan yang rendah. Namun Winda beralasan, banjir hanya setahun sekali saja.

"Sama seperti rezeki selalu mengalir. Nah, Jakarta Utara ini kan semua aliran arahnya ke sini, jadi feng shui masuk. Kalau diartikan aliran itu, di utara Jakarta kan ada pelabuhan pusat perdagangan. Makin dekat dengan pusat perdagangan ya kan makin bagus buat kita yang buka usaha," jelas Winda.

Winda mengaku 2011 lalu membeli apartemen di kawasan tersebut Rp 100 jutaan, namun dalam 3 tahun harganya kini sudah Rp 500 juta. Bahkan tarif sewa apartemen bisa naik 100% dalam 3 tahun dari Rp 30 juta per tahun menjadi Rp 66 juta per tahun.

No Comment to " Pengakuan Investor Properti Soal 'Misteri Kepala Naga' di Kawasan Banjir "