Latest Updates

Selain Membosankan, Serangan Barca Tak Efektif

By Fikri Islamoriza - April 19, 2013 No Comments

Buat apa menguasai bola terlalu lama, passing terlalu banyak jika gol yang tercipta hanya sedikit?
Sebelum Anda meneruskan membaca artikel ini, Kami ingatkan bahwa artikel ini bukan mengulas filosofi cara bermain kontestan semifinalis Liga Champions. Itu urusan rumah tangga masing-masing tim. Sebelum kedatangan Ruud Gullit ke London yang kemudian disusul Gianluca Vialli, Gianfranco Zola serta Roberto Di Matteo, sepakbola Inggris kental dengan gaya bermain kick and rush. Seolah kompak untuk mengubah wajah Premiership, di bagian lain ibukota Inggris, Spurs sukses menggamit Jürgen Klinsmann. Tak mau kalah, Arsenal berhasil merayu Dennis Bergkamp dari Inter Milan.
Perubahan makin kentara saat nama Arsène Wenger menjadi arsitek Arsenal menggantikan Bruce Rioch, budaya melempar bola ke samping lapangan, membiarkan dua flank berlari kencang hingga garis lapangan dan diakhiri dengan crossing mulai terkikis. Alasan paling mudah untuk memahami mengapa Chelsea dan Arsenal sangat bermain ‘tidak Inggris’.
Sekelumit cerita di atas hanyalah gambaran bagaimana filosofi bermain sebuah tim lahir karena banyak faktor. Anda tentu dengan mudah menyebut beberapa nama yang paling bertanggung jawab dengan trofi yang mampir di almari piala timnas Spanyol dan Barcelona dalam setengah dasawarsa terakhir. Satu benang merah yang paling gampang ditarik salah satunya adalah tiqui-taca.
Tapi, masih efektifkah gaya bermain warisan Johan Cruyff saat ini?
Menjadi semifinalis dengan produktivitas gol terendah, jumlah usaha pemain Barca membobol gawang lawan jauh di bawah Real Madrid (189) hanya sebanyak 157 attempts. Bahkan kinerja lini serang armada Tito Vilanova masih di bawah Bayern (167) dan sedikit lebih baik dari Borussia Dortmund dengan 144 percobaan.
Hanya menarik bagi penonton yang sabar
Total passing pemain Blaugrana menjulang di daftar jumlah passing dengan 7912 kali. Bandingkan dengan jumlah passing pemain El Real yang hanya menghasilkan total 5419 passing. Rata-rata, untuk menghasilkan sebuah gol, Xavi Hernandez cs. butuh setidaknya 440 kali passing. Die Borussen yang disebut-sebut sebagai tim dengan penampilan paling menarik musim ini hanya butuh sekitar 290 kali passing untuk membuat Marco Reus membuat gol debut di Liga Champions ke gawang Manchester City. Jumlah angka jauh lebih kecil, Bayern (274) serta Madrid (236) jelas menunjukkan mereka bermain lebih efektif.
Bahkan, Dortmund yang hanya memiliki rata-rata 47% ball possession malah tak pernah mengecap kekalahan.

*SUMBER ada dipict*

Tags:

No Comment to " Selain Membosankan, Serangan Barca Tak Efektif "